SEJARAH CANDI BOROBUDUR




Candi Borobudur berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya pada jalan Badrawati, kabupaten Magelang. Candi Borobudur ini merupakan monumen budha  yang terbesar di dunia, Candi Borobudur memiliki luas sekitar 2500 meter persegi, dengan panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter. Bangunan kolonal kuno yang memukau ini umumnya dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Candi Borobudur ini dikelilingi oleh banyaknya gunung yang menjulang tinggi sehingga menambah keindahan Candi ini.

Sejarah Candi Borobudur dimulai pada zaman Dinasti Sailendra membangun peninggalan Buddha terbesar di dunia ini pada sekitar 780-840 Masehi. Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada zaman itu. Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Buddha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Candi Borobudur ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835. Selama restorasi pada awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur.



Candi Borobudur dibangun dengan gaya Mandala, yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.

Zona bangunan Candi Borobudur dibagi mendadi 3, ( Zona 1 : Kamadhatu ). Kamadhatu menggambarkan alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia saat ini. Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah, ( Zona 2 : Rupadhatu ). Rupadhatu menggambarkan alam peralihan, di mana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia. ( Zona 3 :Arupahatu ). Arupadhatu menggambarkan alam tertinggi, rumah Tuhan atau Nirwana. Bangunan ini terdiri dari tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.



Sumber artikel 1 (https://borobudurpark.com/temple/borobudur/)
Sumber artikel 2 (https://www.liputan6.com/hot/read/5285052/sejarah-candi-borobudur-dan-3-zona-bangunannya-yang-punya-makna-tersendiri?page=4)
Sumber gambar 1 (https://temu.kompasiana.com/indonesianheritage/candi-borobudur-harmoni-kerukunan-umat-beragama_655)
Sumber gambar 2 (https://radartegal.disway.id/read/656112/jadi-tujuan-utama-biksu-thudong-ini-sejarah-singkat-candi-borobudur-yang-megah

Nama : Frederica Natalia Eliana Susanto
Kelas : 9D
No Absen : 04

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Huang Renjun, Si Vokalis Yang Menarik Perhatian

Tari Kecak Bali